Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Respati, Dadan Yogaswara, S.K.M., M.K.M menghadiri kegiatan Rembuk Stunting Kabupaten Tasikmalaya, rangka Percepatan Penurunan Angka Stunting Dalam Kondisi Pandemi Covid-19 bertempat di Aula Wiradadaha Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Rabu (30/06/2021).

Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang sedang dihadapi masyarakat Indonesia. Hal ini menjadi penting karena menyangkut kualitas sumber daya manusia.

Stunting juga merupakan suatu kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Wakil Bupati Tasikmalaya H. Cecep Nurul Yakin dalam sambutannya mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas terselenggaranya rembuk stunting ini. Pihaknya menyampaikan saat ini di Kab. Tasikmalaya terdapat balita gizi kurang 14.5 persen, balita kurus 7.7 persen, dan balita pendek 33.8 persen. Sementara itu prevelensi balita pendek telah turun 8 persen dalam kurun waktu 5 tahun. Pihaknya menegaskan diperlukan penanganan yang lebih serius dan kerjasama semua pihak agar target nasional balita pendek turun 14 persen tercapai di 2024.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk (DKPP) dr. Heru Suharto mengatakan untuk mendukung terintegrasinya pelaksanaan intervensi penurunan stunting di Kab. Tasikmalaya, terdapat 8 strategi dalam integrasi yang akan memperkuat efektivitas intervensi stunting mulai dari analisa situasi program penurunan stunting, penyusunan rencana kegiatan, rembuk stunting, penetapan peraturan bupati, pembinaan kader pembangunan manusia, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi stunting serta review kinerja tahunan.

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Respati, Dadan Yogaswara, S.K.M., M.K.M dalam sambutannya, Pencegahan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang yang ditimbulkan.

Filosofi Preventif adalah Melindungi Manusia dan Memperlakukan Manusia Layaknya Manusia. ucapnya.

Beliau juga menghimbau agar semua saling bersinergi dan serius dalam menangani masalah Stunting demi masa depan generasi kita.

“Mari kita bersama-sama memantapkan komitmen agar benar-benar serius dalam upaya penanggulangan stunting guna menyelamatkan masa depan anak-anak kita”, ujarnya.

Kegiatan tersebut dihadiri secara hybrid meliputi luar jaringan oleh Perwakilan DPRD, Perwakilan SKPD, Perwakilan Kecamatan, Perwakilan Puskesmas, dan Perwakilan Desa, dan sisanya mengikuti dalam jaringan melalui video conference.

Pada kesempatan itu, dilakukan pula penandatanganan komitmen bersama dalam rangka penanggulangan Stunting di kabupaten Tasikmalaya.